Wednesday, 23 January 2013

REFLEKSI MAULID NABI MUHAMMAD SAW.




REFLEKSI MAULID NABI MUHAMMAD SAW.

By. Ulin Nuha, M.Ag.

Rasulullah SAW. Sepanjang hidupnya senantiasa dalam atmosfir perjuangan. Perjuangan di segala  aspek kehidupannya sebagai manusia.
Baik sebagai makhluk hidup yang memperjuangkan hidupnya untuk bertahan hidup dan menghidupi keluargaya yang dalam Al Quran disebut sebagai BASYAR (Sebagai makhluk biologis).
Sebagai makhuk yang senantiasa memperjuangkan diri dan orang lain baik, keluarga, tetangga sampai seluruh umat manusia ila yaumil qiyamah menuju cayaha Ilahi, cahaya Islam menjadi khoiru Ummah yang dalam Al Quran disebut dengan istilah An Nas (Sebagai makhlik soaial).
 Dan sebagai makhuk yang senantiasa memperjuangkan manusia dari belenggu kebodohan, kebobrokan akhlak atau moral, dan dari lembah kesyirikan dimana mereka tidak lagi menggunakan akalnya untuk berfikir menembus cakrawala luasnya ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka sudah tidak lagi menghidupkan hati dan perasaannya untuk menyayangi yang lebih muda da menghormati yang lebih tua, tidak lagi punya empati pada orang lain yang membutuhkan menuju masyarakat Madani,masyarakat yang berperadaban. Juga memperjuangkan mereka yang  tidak lagi membuka hati dan fikirannya untuk menemukan ILAHI, Dzat yang Maha segalanya yang dapat membuat mereka tunduk, patuh dan menjadi hamba yang dlaif menuju hamba yang shalih. Mereka telah tersesat dan tertutup dinding tebal kesyirikan dan kesombongan menuju kesatuan ketauhidan. Perjuangan Rasulillah SAW yang seperti ini oleh Al Quran menyebut dengan istilah perjuangan menuju manusia kamil (al Insan).
Dari itu dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mampu meneladani pribadi beliau sebagai PEJUANG SEJATI. Walaupun kita belum atau tidak mampu menjadi seperti beliau secara Kaaffah, minimal kita senahtiasa mampu memahai dan mengaplikasikan sesuai dengan kemampuan kita masing2, tanpa memandang rendah orang lain dan merasaa lebih daripada orang lain.
Semoga kita juga senantiasa mampu memahami dan mengaplikasikan-meniru nilai kejuangan Beliau. Sebagai anak2 dan orangtua berjuang menjadi seperti yang Rsulullah SAW. lakukan sebagai  anak dan orangtua, sebagai pelajar, guru, ustadz, kyai, pejabat, politsi, cendekiawan,  pedagang, buruh, warga atau anggota masyarakat dan lain sebagainya berjuang  sesuai dengan status, tempat, situasi,kondisi dan kemampuannya masing2 tanpa memandang lebih baik, lebih hebat dari orang lain. Sebab mereka punya lingkungan, obyek dan sasaran perjuangan yang berbeda. Disamping itu yang dinilai Allah SWT bukanlah status sosialnya akan tetapi iman taqwanya (Inna akromakum ‘indallahim atqookum). Amin…


1 comments :