Tuesday 24 April 2012

Diskusi Tentang "SEJATINING SEMBAH"




DISKUSI TENTANG "SEJATINING SEMBAH"

(Melalui Face Book)

Ulin Nuha  ---  Makinuddin Al Hambra

 

Makinuddin Al-hambraapa sejatinya sembah itu Mas Ulin?

Makinuddin Al-hambra
opoto kang aran sangkan paran iku (asal muasal manusia)??

Makinuddin Al-hambra
apa yg harus dilakukan seseorang yg menjelang ajal??

Ulin Nuha
@Novi: boten tangklet boten nopo2...mbak...
@Makin: Sembah - Tanda penghormatan kpd yang dipuja (krna dianggap mulia dan berkuasa). Caranya beda2. Yang dipuja (yang dianggap mulia dan berkuasa) ya beda2 tergantung pemahaman.


Ulin Nuha
@Makin: Kalau bahas "asal muasal manusia" berarti bahas "manusia". Bahas "manusia" tergantung dalam perspektif (sudut pandang/kacamata) apa? Soale yang sampean maksud sdt pandng A, sy jawab sdt pndng B, ya...ndak ketemu.

Ulin Nuha
@Makin: Sebagai orang Islam menjelang ajal ya...hrs berusaha mati tetap dalam keadaan MUSLIM itu harus!! Bertobat. baca kalimah2 thoyyibah, bahkan diusahakan semaksimal mungkin untuk ber-SYAHADAT kembali (dua kalimah syahadat, yg biasa disbt syahadat tauhid dan syahadat rasul). Sbg "Tajdiidul Islam wal Iman". Barangkali selama hidup ia keluar dari ... See MoreIslam tanpa sadar, dll.
Hal ini tentu beda dg agama atau ajaran lainnya, ini namanya BEDA PEMAHAMAN. Dan sy sepakat dalam perbedaan. Karena "pemahaman seperti ini" sdh samapai pada KEYAKINAN. Sebab seseorang paham belum tentu YAKIN. Sedangkan kalau sdh sampai pada keyakinan ndak boleh dipaksa bahkan, mungkin sulit untuk ditemukan (Tetapi sulit bukan berarti tidak bisa)
Hal ini pula barangkali beda yang sampean maksud...


Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : jawaban anda normatif dan bisa diberikan oleh siapa saja yg menekuni tulisan dalam jilidan kertas (buku, kitab dll). adakah yg lebih berpengetahuan selain orang yg buta huruf?? mungkin keheningan bisa membantu Ulin menemukan jawaban dari pertanyaanku...wasalam


Fauzi Bayu
Makin:Ojo galak2 Cak..
wlpn mgkn yg di galak-i blm tentu paham mksdmu "kegalak-an"mu itu..



Ulin Nuha
Makin: Normatifitas sngt pnting, krn disitu letak "hard core" keberagamaan seseorang. Walaupun sbuah ajaran tdk hanya berisi ajaran normatif, tapi juga ajaran yg tlh brsentuhan dg ruang dan waktu mns. Shgga tmbl pmhman yg beda.


Ulin Nuha
Walau beda pemahaman antara ajaran normatif dan ajrn yg menyejarah (brsnthan dg ruang~waktu dipahami mns), tp kedua pmhman tsbt tdk hrs dlm posisi brhdpn. Shg 'kemudengan' ajaran olh seseorang tdk kehilangan 'hard core' dan tdk tersesat.

Ulin Nuha
Dan alangkah arifnya bila makin mengkomparasikan jwbn sy atas ketiga prtnyaan kamu dg menurut kamu.
Dari situ akan ditemukan awal perbedaan kita.



Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : pertama, aku ga bilang bhw normatif tidak penting. kedua, yang aku maksud normatif justru bukan hanya sesuatu yang secara prinsip tidak kontekstual tapi juga tidak berbasis pada pengalaman spiritual-personal. ketiga, aku juga tidak sedang menempatkan normatifisme vis a vis sosiologis-historis karena penjelasan normatif adalah pilihan perspektif.


Makinuddin Al-hambra
@ Bayu : perlu tahu bahwa Mas Uli Nuha adalah seniorku di pesantren yg juga satu desa dengan kawanmu yg "galak" ini..hehehehhe. kami terbiasa berdebat sepetpi ini di pesantren dulu. ini adalah cara kami merayakan perjumpaan kembali selama lebih dari 10 tahun ga ktm baik sebagai senior maupun sebagai kawan main di desa..


Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : pertanyaan tentang "apa sejatinya sembah" mengarah pada sejumlah pertanyaan turunan seperti :
1. Apa/Siapa yg wajib disembah dan di mana letakknya?
2. apa bisa menyembah Sesuatu yg tidak/belum dikenal?
3. siapa/apa yg wajb menyembah (raga, jiwa atau ruh)?
4. jika salah satu gmana caranya , jika smua dimensi tersebut wajib menyembah gmana caranya?... See More
5. kenapa wajib menyembah, apa untungya buat manusia? dan memang kenapa klo ga
menyembah-NYa?


Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : pertanyaan tentang " opo sangkan paran manungso" mengarah pada pertanyaan turunan :
1. apa itu manusia, berapa dimensinya dan apa sifat wajib yg melekat padanya?
2. kenapa diciptakan dan kenapa klo ga diciptakan?
3. dari mana asal penciptaan?
4. apa kehidupan dan apa kematian?... See More
5. gmana caranya manusia kembali?
6. kemana manusia akan kembali?



Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : peranyaan tentang " apa yg dilakukan seseorang menjelang ajal" mengarah pada pertanyaan sbg brikut :
1. apa tanda kematian dan apa tanda kehidupan?
2. di mana pusat kehidupan dan kematian?
3. gmana membuka jalan kehidupan dan menutup jalan kematian itu?
4. apa yg ditingglkan dan apa yg dibawa dlam kehidupan dan kematian?... See More
5. betulkah kehidupan itu abadi? 

 
Makinuddin Al-hambra
@ Ulin & Bayu : betulkah smua pertanyaan yg kita bikin sendiri ini perlu kita dapatkan jawabanya?? wasalam..



Ulin Nuha
@Makin: Prtnyaan2 km mnrt sy prlu dpt jwbnnya. Krn prtnyaan tsbt adlh bukti kglshn sseorg yg sdg mncr hakekat kebenaran.Dan pncarian tsbt hrs mndpt jwbn.
Walaupun jwbnnya trkdng tdk tak ssuai krn beda pmhmn, pngthuan bahkan kykinan.



Ulin Nuha
@Makin: Sebenarnya soal2 mu sdh pernah digelisahkan oleh manusia sejak dulu. Melalui cara yg berbeda mrk menemukan jawabannya. Mulai dari luar jawa sampai di jawa. Mulai Thales, Bhuda Gautama, Lao Tse, Muhammad SAW, sampai Ronggowarsito.
Dalam Islam ( itu kalau memang manusia yang gelisah tsbt sdh sepakat dng jawaban Muhammad SAW walaupun -secara ... See Morekeilmuan baru bersifat normatif-) pun dalam mengaplikasikan ajaran Muhammad SAW. tsb juga berbeda2.
Dalam konteks Islam, perdebatan ttng soal2 kamu jg sdh pernah tejadi, baik soal "alam", "manusia" maupun "Tuhan" yang melahirkan disiplin keilmuan yang mandiri (Theologi, filsafat, tasawuf, dll) Lihat sajaistilah2 yg mrk gunakan , misalnya Ma'rifat (zunnun al Misri), Mahabbah (Rabi'ah Adawiyah), ittihad (Abu YAzid al Bustami), hulul (al Hallaj), dll. Yang sbg konsekuensi pehamaan yg diyakininya membuat al Hallaj dihukum mati pada masanya karena konsep Hulul nya sampai mengatakan "Ana 'l-Haqq (Akulah Yang Maha Benar).
Ajaran Al Hallaj inilah yg diasumsikan menjadi rujukan Syekh Siti Jenar, yg kita tahu bgm keadaannya, walau masih kontroversial.




Ulin Nuha
@Makin: Dalam "konteks sejarah" secara sepintas tsb.(Semoga makin sudah pernah mempalajarinya), sebenarnya sdh jelas bahwa kita sdh menemukan jawabanny dan kita tinggal mencoba utk memilah dan memilih sesuai dng segala kemampuan pemahaman, pengatahuan dan keyakinan kita.
Namun perlu diketahui bahwa dalam Islam ada pagar2 yang tdk boleh diterjang. Walaupun secara geografi dan kontekstual ajaran Islam bersifat tanpa batas dan universal. Dan hal ini tanpa menjadikan vis a vis dari ajaran Islam yang normatif dan historis (menyejarah akibat pemahman manusia), karena keduanya ibarat dua muka mata uang yang berbeda tetapi satu.
Hal ini juga mengantarkan kita utk mengharuskan tahu mana ajaran yang harus dipahami secara bebas-kontekstual dan mana yang tidak boleh dirubah.
Oleh karena itu, kalau kita berpikir, merenung, kontemplasi, menghayati dan mencari, sehingga keluar sejuta pertanyaan dan akhirnya menemukan jawaban JANGAN SAMPAI menerjang "pagar" "hard core" norma agama Islam.
AKAN TETAPI, kalau kamu "lepas baju" dan mencari "kesejatian", "hakekat", "esensi", atau...yg semacamnya, sehingga kamu mandiri dan berjalan di atas hasil konsep kebenaran yang kamu dapatkan sendiri...ya...itu hak kamu. Sya ndak bisa memaksa.... See More


Ulin Nuha
@Makin : Lepas dari itu semua, sy akan menjawab singkat pertanyaanmu. Ttg "yang disembah"...di atas tlh sy tulis bahwa sembah adalah tanda penghormatan thdp yg dipuja, yg dianggap mulia, yang dianggap berkuasa. Dan itu beda beda. Bisa jadi yang disembah itu Raja (abdinya memberi tanda penghormatan dg caranya sendiri), bisa jadi yang disembah adalah... See More sesuatu (apapun benda) yang punya "mana" (kekuatan), atau roh, melalui ekspresi penyembahan yang bermacam2, dan lain-lain. Bahkan yang disembah karena dianggap mulia dan berkuasa adalah sesuatu yang menguasai alam ini, itupun beda2 pemahamannya. Bisa jadi "Dewa" namanya, dan ada yang memberi istilah "Tuhan". Dewa dan Tuhan pun beda-beda pemahaman.
Dan menurut pemahaman saya, yg disembah adalah = Tuhan (yang saya anggap menciptakan alam dan berkuasa) sebenarnya pemahaman Tuhan ini juga masih kabur menurut saya, setelah sy belajar y menemukan dan berkeyakinan bahwa Tuhan yang sy maksud adalah "ALLAH" (dalam konsep Islam).
Inipun sebenarnya masih bisa dipertanyakan. Sebab dalam praktik orang Islam masih menganggap yang berkuasa adalah uang (uang sekan jadi Tuhan). Itu kan seperti yang kamu kemukakan (menuru mbahmu..he..he..hee). Ataupun jabatan, dll.
Dalam konsep Islam "ALLAH" jelas "laisa kamitslihi syai'un". Yen Tuhan iku podo karo alam dan bahkan bisa menyatu dg alam tak terkecuali manusia, bukan Tuhan namanya...
Oleh karena itu dalam ajaran sunni ALLAH yang disembah itu UNTUK MENGENAL YANG DISEMBAH - Tuhan (ALLAH) - klimaksnya manusia hanya mempu memberikan sifat-sifat-NYA saja, karena memang tak terjangkau. Untuk dekat diantaranya dengan meneladai sifat-sifat tsbt.


Ulin Nuha
@Makin: jawaban sy tadi sekaligus jawab apa bisa disembah? Bisa saja...mengenal Tuhan tdk seperti mengenal sesama makhluk. kalau mengenal Tuhan seperti mengenal sesama makhluk menurut saya itu bukan Tuhan.
Nah...informasi ttg Tuhan ALLAh dari kitab uci Al QURAN. Kitab suci tsbt dari Muhammad SAW. Sedangkan AL Quran dan Muhammad SAW. adalah fakta sejarah bukan dongeng.
Demikian juga bagaimana cara menyembah-NYA ? YA...menurut yang diajarkan oleh Al Quran dan Muhammad SAW. (Hadits).
Yang menyembah apa? ya...Manusia. Lha..wong sing duwe akal,+iso mikir menuso.Menusa sing ora duwe akal yo..ora usah nyembah...lha wong gendeng.
Terus Manusia itu apanya yang menyembah? Ya...Jiwa dan raganya tho...Raganya tok ya sama juga bo'ong. Jiwanya tok yang nyembah ya...sama juga bo'ong.... See More
Bagaimana cara menyembah? Dalam Islam ada istilah "Trilogi Islam" (Iman, Islam dan Ihsan (sumber al Hadit)) dalam secara konteks keilmuan akademis biasa disebut Hakekat, syariat dan akhlak. Ketiga2 nya dipakai.
Menyembah secara syariat...ya.. dg CARA SHALAT hakekatnya ...ya...shalatnya khusyuk, istilahnya "an ta'budallaha ka'annaka yarohu, wain lam takun tarohu fainnahu yaroka.."
barangkali SEBAGIAN JAWABAN saya ini menurut kamu mash kurang kontekstual dan belum mengena.
Akan tetapi kalau saya menjawab dalam perspektif tasawuf, hal itu tidak mungkin bisa dijelaskan lewat kata2 atau tulian atau bahwa didiskusikan, karena pengalaman bertuhan itu sangat-sangat subyektif dan personal.
JAWABAN LAINNYA BERSAMBUNG...




Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : betul pertanyaan itu sama tuanya dengan usia manusia..tapi justru karena itu sedikit sekali manusia yg menganggap penting pertanyaan itu..wkwkwkwk
@ Ulin : apa betul bahwa sembah itu bisa dengan cara seakan-akan melihat, apakah tuhan yg dipercaya oleh muslim adalah tuhan seakan-akan??
@ Ulin : banyak jawabab kamu yg justru memproduksi ... See Moreberbagai tanda tanya, tpi okelah klo beg.beg.beg.begitu seblum aku ajukan pertanyaan turunan dari jawabn kamu. aku tunggu serial jawaban yang kamu janjikan..heheheheheeh


Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : sblum ada yg salah paham tentang pertanyaanku, tentang tuhan seakan-akan. ini terkait dengan istilah " anta'budallaha ka'annaka yarohu" jika Allah adalah laisa kamistlihi sai'un=tan keno kinoyo opo. jujur saja dalil pertama justru berlawan dengan dalil kedua, padahal aku sudah happy bahwa Allah iku tan keno kinoyo opo.. saya tidak begitu tahu otensitas "anta'budallah ka'anaka yarohu" tapi hal ini mengganggu karena kita diminta berhayal tentang sesutu Yang Tak Terkira (Akbar)..


Ulin Nuha
@Makin: Setuju...Kita selesaikan satu persatu, biar ndak salah paham.
Tidak ada satupun ayat al Quran yang berlawnan dg al Hadits, demikian juga sebaliknya, selama hadits tersebut shahih. Sementara potongan hadits ttng Iman, Islam dan Ihsan yg berbunyi (ralat-yg benar adalah) "anta'budallah ka annaka tarohu, fain lam takun tarohu fainnahu yaroka" adalah hadits shahih (lht shahih muslim).Kalaupun kalaupun sepintas ada yang berlawanan, itu marena pembaca kurang memahaminya.
Dalam konteks pemahaman ttng hakekat Tuhan (Allah), secara bhs -kalimah "ka" = koyo2/seperti, kmdn ditambah "anna: = menguatkan. Jadi "ka anna" = koyo-koyo temen.
Smenyata "kalimah "yaro" dari kalimah "ro'a" = melihat (maksudnya melihat secara sepintas) beda dg kalimah "nadloro" = melihat (maksudnya benar benar melihat-memandang).
Hal ini menunjukkan bahwa "Seakan2 melihat Tuhan" maksudnya dlm ibadah bekeyakinan kita berkeyakinan menghadirkan Allah dg batas kemampuan penggambaran, pemikiran manusia. DENGAN TUJUAN untuk menguatkan kayakinan adanya Sesuatu yang berkuasa segala-galanya di alam ini. sambil menyaari bahwa Allah itu melebihi dr segala batas kemampuan berpikirarnya.... See More
Bersambung... (sak sempate kin ya... aku sibuk)




Ulin Nuha
@Makin: Justru dg klmt 'ka annaka tarohu" itulah, krn memang Allah tak dpt dijangkau akal

Ulin Nuha
@Makin: Artinya apa yg kt kthui ttg Tuhan Allah bkn Tuhan dlm arti yg sbnrnya.


Ulin Nuha
@Makin:Olh krn itu pake 'tarohu'=mlht sepintas (bkn 'nadloro') + 'ka ana'=koyo2. Sbb Allah itu tak dpt dijangkau. Dan bkn diartikan 'Tuhan seakan'.
Krn ktka kita mmpersepsi/buat ide/ggsan ttg Tuhan = mmbatasi ssuatu yg tak trbatas.



Ulin Nuha
@Makin: Brngkli km brtnya kmbli. Klo ndak bs dijangkau gmn kenal


Ulin Nuha

@Makin: Maka spy mns knl



Ulin Nuha
@Makin: wah hpku eror..kin. Commenku banyak yg hilang. Pdhl sdh tak post berulangkali. Jadi trputus2...dan pendek2. Itupun masih hilang..kapan2 saja..ya..sak sempate.


Ulin Nuha
@Makin: 'Endingnya' Bahwa orng yg mnganggap 'di sana' Tuhannya beda, mngkn mrujuk hadits yg intinya~Di akhirat Allah akan dilihat oleh manusia dg persepsinxa msng2. tapi Dzat Allah ttp SATU.



Ulin Nuha
@Makin: Spy kenal dan bs kmnksi, maka Allah kasih kitak suci al quran

Ulin Nuha
@ Makin: Diskusi kita mngkin takkan prnah selesai, sbb 'kacamata' kita mngkn beda.



Ulin Nuha
@Makin: Sy mlht bhsan kita perspektinya variatif. Misal. dr prtanyaanmu jwbnya bs normatif, bs dari pemahaman Islam Liberal, bs dr ajaran ronggowarsito, bs dr ajaran Syekh Muhyidin dan ayahnya (jawa barat).           
 
Ulin Nuha
@Makin: Syekh Muhyidin dikenal sbg wali ke 10 wali (penutup). Ajaranya didsrkan pd 5 rukun (Syahadat sejati, shalat sejati, al maratib as sab'ah, alam trinitas dan mi'raj)

Ulin Nuha
@Makin: Sy jg prnh mengkjinya. Sy jg bs jawab pertanyaan kamu dg perspektif ajaran tsbt. Misal..'ttg mns' dlm 'rukun ketiga~maratib sab'ah, mns terdiri dr tanah, air, api dan udara. Dan seterusnya...bnyk ktrngnya.


Ulin Nuha
@Makin: Ajaran tsbt dari AL HALLAJ (sprti yg sdh sy tulis di awal pmbcraan, dan dibw oleh siti jenar ke jawa. Kalo kamu sndiri gmn...bnr ndak? Prtnyn km jg bs dijwb dr kacamata 'Islam Liberal',



Ulin Nuha
@Makin: Dlm pdngn Islam Liberal, mslnya 'ttg tuhan" trdpt istilah 'Tuhan Kepercayaan'


Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : aku menghargai jawab-jawaban Njenengan, cocok atau tidak itu bagian kedua sing penting diskusi ini bisa menjadi alat silaturahim kita..
@ Ulin : ga apa2 soal jawaban Njenengan, sak luwange waktu wae ga usah dipaksa. lek sempat ktmu nang Bulu pas riyayan yo dilanjutke ga usah dipekso..
@ Ulin : kacamata "islam liberal"?? jika aku berminat ... See Moreuntuk menjawab pertanyaan itu dapat dipastikan bukan dengan perspektif "islam liberal"..
@ Ulin : seakan-akan (betul) melihat tuhan, merupakan reduksi dari apa yg menjadi substansi laitsa kamistlihi sai'un. jika manusia bisa mengibaratkan/mengandaikan Tuhan, maka manusia hanya akan bisa mengandaikan dengan apa yg pernah dirasakan, dilihat dan didengar. menurut aku itu adalah bentuk lain menyekutukan Yang Maha Agung..



Ulin Nuha
@Makin: Dmkian jg dlm peqpektif "tasawuf jawa" yaiv ajaran Ronggowarsito. Bs sy jdkan rujukan jwbn. Baik ttg Tuhan maupun mns. Mslnya "manusia", dlm ajrn Ronggowarsito, mns punya 7 dimensi (hayyu, nur, sir, roh,nafs, akal dan jasad)


Ulin Nuha
@Makin: Smoga Makin sdh prnah mmpljari semua itu, kalo sy jlskan di sini ndak memungkinkan. maksud hati ingin jelaskan kin. Tapi dlm perspektif yg mana?

Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : aku ga dalam posisi menjawab pertanyaan dalam konteks diskusi kita ini, coba baca wall kamu " ya tak jelaske, meh takon opo sampean??". klo ini relasi patron-clien, maka aku berposisi sebagai clien dan kamu patronya, ibarat relasi kiai-santri, maka aku santri dan kamu kiainya..
@ Ulin : apa kaitan antara dimensi manusia menurut Kiai Ronggo... See More dengan kesejatian sembah?? pertanyaan ini lebih maju meskipun ada beberapa poin dalam kajian tentang sembah blum tuntas kamu jawab. tapi okelah biar ga tambah panjang..



Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : baiklah kawan, klo begitu ga perlu dijelaskan jika kesulitan memilih sudut pandang. padahal sederhana, ulin bisa menjawab pertanyaanku dengan menggunakan perspektif ulin. jawaban tdak selalu harus mengunakan perspektif yg dikehendaki oleh penanya. jika jawaban yg kamu berikan mengunakan perspektif penananya maka dikusi kita tidak akan kaya sudut pandang. aku bertanya karena ingin tahu sudut pandang kamu..beg,beg.beg.begitu sodaraku..ehehhehe



Ulin Nuha
@Makin: Ya..ya...ya...ya...sebuah pertemuan yg "Surprise" he...x6.
@Makin: Sy se7, ktka kt mnggmbrkan Tuhan =mereduksi kesempurnaan-Nya...tetapi bagi mns (apalagi org awam), ke-Maha Agung



Ulin Nuha

sambungan...keMaha agungan
smbngan...Tuhan tdklah mdh dipahami olh mns, apalagi orng awam

Ulin Nuha
Mslnya, org awam berasumsi bahwa Tuhan ada "di atas'. Mnrt hakekat krng benar. Tapi apakah mereka salah?


Ulin Nuha
Olh krn itu, rasul gunakan 'ka anna'. 1. krn Allah tak bs dilihat

Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : kita ini mo mencari hakekat yg benar, bukan karena alasan mempertimbangkan pendapat awam membuat kita kehilangan kesemptan mendapat kebenaran..
@ Ulin : Tuhan tidak bisa dilihat bukan berarti kita berkesempatan untuk berandai-andai tentang-Nya..
@ Ulin : klo kita berandai-andai tentang-Nya, apa bedahnya kita dengan penyembah berhala yg mengandaikan batu sebagai tuhanya??


Ulin Nuha

@Makin: Kalau bgt, hadits tsbt menurut kamu bgmn maksudnya?


Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : aku lebih memilih bunyi Al-quran "laitsa kamistlihi sai'un". prinsipku jika ada hadis yg blum bisa aku pahami atau sejauh nalarku blum bisa mengkompromikan dengan Al-quran, aku lebih memilih pegang Al-quran. tapi lebih dari itu smua, perjalananku sebagai manusia menunjukkan bahwa apa yg disebut Al-quran itu betul adanya..

Ulin Nuha
@Makin: Yaa..ya...ya...kalau bgt. Ttng kaitan dimensi mns dg sejatineng sembah mnrt Ronggowarsito, sampean baca sendiri karyanya yg brjudul :

Ulin Nuha
@Makin: SERAT WIRID HIDAYAJATI (bhsnya pake huruf Aksara Jawa). Kalau ksltan sampean bc DISERTASI Prof. Simuh (mantan rektor UIN Jogja)

Ulin Nuha
@Makin: Judul Disertasinya MISTIK ISLAM KEJAWEN RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA (Suatu Studi Terhadap Serat Wirid Hidayajati). Sdh ditrbtkan lama olh UIP (Penerbit Universitas Indonesia) 1988.

Ulin Nuha
@Makin: atau karyanya yg lain msh bnyk. Msl. Suluk Saloka Jiwa, Suluk Sukma Lelana, Serat Paramayoga, dll. Brngkl akan mmbntu pmhman kamu ttng km glshkan.


Ulin Nuha
@Makin: Walaupun sbnrnya, utk mncr pmhman tsbt sngt sulit utk di jlskan scr trtls, tpi plng tdk nambh wawasan


Ulin Nuha
@Makin:Wilayah tasawuf akan bslbh dipahami bila dipraktekkan. Kalau msh blm bs memahami, coba bc Disertasi Doktoralnya Prof.Alwi shihab ktika di Universitas 'Aim Mesir. Dan sdh ditrbtkn jg Judul 'Antara Tasawuf Sunni


Ulin Nuha
@Makin: 'Antara Tasawuf Sunni dan Tasawuf Falsafi (Akar Tasawuf di Indonesia) pnrbt Iman 2009


Ulin Nuha
@Makin:Atau karya2 SUFI2 KLASIK, msl "RISALAH QUSYAIRIYAH' dll.

Ulin Nuha
@Makin: Syngnya kt sulit ketemu, insya Allah karya yg sy twrkan tadi, sy punya.Kalo km blm punya sy pnjami.

Ulin Nuha
@Makin: Karya2 yg sy twrkn itu, brngkl mnrt km hanya tlsn2 diatas krtas yg brjilid2. Tapi golel ilmu iku ora mung bcr, dngr, krjkn. tp jg baca. Hal ini jg sdh dicontohkan Nabi.



Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : tnkyu atas rekomendasinnya, sjujurnya berbagai buku yg kamu sebut dah aku baca 9 tahun lalu, dalam perjalannku aku juga smpt kumpulkan beberapa serat suluk yg berasal dari lombok seperti serat jatiswara yg hampir sama dengan gaya tutur Centini dll..
@ Ulin : termasuk yg lumayan otoritatif ensiklopedi tasawuf yg diterbitkan oleh UIN Jakarta... See More baru-baru ini, mungkin aku bisa mrekomendasikan satu buku zoetmulder (manungaling kawulo gusti) dan serat Tembang Raras Hamungrogo atau serat Cibolek yg bercerita tentang Kiai Ahmad Muttamakin (pati). tapi okleh..sekali lagi tnkyu atas diskusi panjang ini sodaraku..
@ Ulin : aku lakukan itu semua bukan karena tuntutan disiplin akademis yg aku tekuni, tapi lebih karena minat dan untuk sekedar merawat warisan luluhur..hehehehhehe



Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : lebih dari semua itu (membaca dan bertanya), agomo iku laku dadi lek ga iso laku yo ra usah duwe agomo. seandainya Mbahmu (Haji Mansyur) isih gesang, kita bisa sama2 pulang ke Bulu dan bertanya tentang itu semua..
@ Ulin : lek jare mbahku, satu dari banyak orang Bulu yg tahu "rahasia" ilmu itu adalah Haji Mansyur..sayang Mbahku yo wis sedo tahun 1997..




Ulin Nuha
@Makin: OK... sebuah minat yg cukup bgs
Kalo blh ksh saran. Alangkah lbh bgs lg bila
diteruskan ke kajian keilmuan akademik.




Ulin Nuha
@Makin:Plng tdk mnmbh 'sudut pandang'... he.x6
Brngkl jg dismpng pmhmn krya2 sufi/filsf jawa sj.
selain yg sy kthui diatas, msl. Babad Tanah Jawi,



Ulin Nuha
Islam Jawa (Karya Mark R Woodword), Filsafat Jawa,
Jg pemikiran Ulama Nusantara abad 11 Msh.
(Nuruddin ar Raniri, Abd rouf Assingkili dan
M Yusuf al Maqassari. (bs dibaca di bk Jaringan Ulama
krya Azyumardi Azra)


Ulin Nuha
Dlm kajian akademis jg tdk lepas dari sjrh filsft~tasawuf abad prtnghan.


Ulin Nuha
Scr akademis kajian kamu jg tdk lps dari Sejarah Pemikiran Islam.
Msl kajian ttg sjrh pmkrn flsft, theologi, tswf, mulai dr pra socrates,
thales, arsttles,



Ulin Nuha
al ghazali, sekte/aliran, tanasukh (reinkarnasi)
sampai ttg al Kabiliyah (pemuja spiritualisme)
Sjrh tsbt ada dlm kitab 'al Milal wa An Nihal' karya
Muhammad Abd Karim as Syrahsani.
Dan msh bnyk lagi. Ya...spy kita tdk 'truth claim' trdhp pmhmn sndri


Ulin Nuha
Oya...sy pnya lg sbuah krya ttg Tuhan, jdlnya 'SEJARAH TUHAN'.
Karya Karn Amstrong. Tapi ndak apalah, sy hnya bs brhrp smoga
kamu mncapai puncak pendakian spiritual sbgmn yg km harapkan.


Ulin Nuha
Dan smga kita bs brtmu, kpn ke bulu? Nomor HP kamu brp?

Makinuddin Al-hambra
@ Ulin : al milal wa An nihal" yg belum aku baca, semua yg kamu sebut sudah pernah aku baca termasuk karya Karn Tentang sejarah Tuhan..

@ Ulin : pulang ke Bulu blum tahu, mungkin lebaran. no. Hp : 081396801799. no. Hp sampean??

0 comments :

Post a Comment