(Lanjutan)
Sekte-sekte Dalam Syi'ah
Oleh : Abdul Hayyie al Kattani
Secara global, sekte-sekte dalam mazhab Syi'ah tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi tiga varian 34.
Pertama: Kelompok ekstreem/ghulat
Menurut Imam Abu al Hasan al 'Asy'ari, mereka adalah kelompok yang telah
menyebal dari kelaziman konsep Syi'ah35. Sehingga mereka meyakini hal-hal yang
membawa kepada kekafiran. Mereka antara lain menuhankan 'Ali k.w, menuhankan
salah seorang pemimpin mereka, mendakwakan diri sebagai nabi dan lain
sebagainya. Dalam kategori kelompok ekstreem ini, menurut Abu al Hasan al
Asy'ari terdapat sebanyak 15 sekte. Yaitu: al Bayâniyyah, al Janâhiyyah, al
Harbiyyah, al Mughîriyyah, al Manshuriyah, al Khithâbiyyah, al Ma'mâriyyah, al
Buzaighiyyah, al 'Umairiyyah, al Mufadl-dlaliyyah, asy Syarî 'iyyah, an
Numairiyyah, as Sabaiyyah, dan tiga sekte lainnya yang menuhankan Nabi, 'Ali dan
keturunannya 36.
Kedua: Kelompok Imammiyyah
Mereka juga dinamakan sebagai rafîdlah (penolak), karena menurut Abu Hasan al
Asy'ari mereka menolak dan mengingkari kepemimpinan Abu Bakar dan 'Umar. Dalam
kelompok ini terdapat 24 sekte. Mereka sepakat bahwa Nabi Saw. telah
menggariskan bahwa 'Ali k.w.-lah pemangku kekhalifahan setelah beliau, dengan
menyebut namanya secara jelas dan telah mendeklarasikannya kepada umat. Mereka
juga berpendapat bahwa mayoritas sahabat Rasulullah Saw. telah sesat karena
tidak mengikuti 'Ali Kw. setelah wafatnya Rasulullah Saw. Mereka juga
berpendapat bahwa imamah hanya dapat diterima jika telah digariskan oleh nash
dan imamah tersebut merupakan hak khusus keturunan Rasulullah Saw37. Ke-24 sekte
tersebut adalah: al Qath'iyyah, al Kaisaniyyah, al Karbiyyah, ar Rawandiyyah, ar
Razâmiyyah, Abu Muslimiyyah,al Harbiyyah, al Bayâniyyah, al Mughîriyyah, al
Husainiyyah, al Muhammadiyyah, an Nasâwiyyah, al Qarâmithah, al Mubârakiyyah, as
Samîthiyyah, al 'Ammâriyyah (al Futhiyyah), az Zarâiyyah, al Waqîfah, al
Musâiyyah, dan beberapa sekte lainnya yang masing-masing mempunyai doktrin yang
berbeda 38.
Ketiga: Kelompok Zaidiyyah
Dalam kelompok ini terdapat 6 sekte 39, yaitu al Jarudiyyah,
as-Sulaimaniyyah, al Batriyyah, an Nu'aimiyyah, al Ya'qubiyyah dan satu firqah
yang berlepas diri dari Abu Bakar r.a. dan 'Umar r.a. 40. M.H. Al Kasyif al
Githa, dalam kitab Ahlu 'sy-Syî'ah wa Ushûluha, bahkan mengatakan bahwa jika
term Syi'ah diperluas bagi semua sekte yang mengaku sebagai Syi'ah, maka
barangkali akan ada seratus atau lebih sekte dalam Syi' ah. Namun menurutnya
lagi, saat ini, terma Syi'ah hanya khusus bagi Imamiyyah sebagai sekte terbesar
setelah Ahlussunnah wa al Jamâ'ah 41. Tentang sekte-sekte di dalam Syi'ah
tersebut, sengaja penulis singgung di sini, untuk menunjukkan bahwa betapa untuk
memformulasikan suatu konsep hubungan Sunnah-Syi'ah, kita akan mengalami
kesulitan. Karena masing-masing sekte dalam Syi'ah tersebut mempunyai doktrin
yang berbeda, maka sikap dan penilaian terhadap masing-masing tersebutpun akan
berbeda pula. Namun, dengan pengkhususan nama Syi'ah bagi Imamiah oleh M.H. Al
Kasyif al Githa, penentuan sikap terhadap Syi'ah akan lebih mudah dilakukan. Dan
penulis artikel inipun akan membatasi kajian hadist pada sekte Syi'ah Imamiyyah.
Namun, patut dicatat pula, bahwa pengkhususan yang dilakukan M.H. Al Kasyif al
Githa tersebut amat arbitrer, karena secara implisit ia telah mencampakkan semua
sekte-sekte lain yang bernaung di bawah bendera Syi'ah selain Imamiyyah. Seperti
Zaidiah dan sebagainya. Sikap monopolis tersebut tentu akan ditentang oleh
tokoh-tokoh Syi'ah non-Imamiah. Ironisnya, klaim Syi'ah sebagai mazhab Ahlul
Bait, saat ini amat patut dipertanyakan. Karena pada kenyataannya -seperti
dikatakan oleh Sayyed Hossein Nasr dalam pengantarnya terhadap buku Shi'te
Islam, karya M.H.Thabathaba'i- mayoritas Ahlul Bait saat ini justru bermazhabkan
Sunni. Beberapa ulama dari Ahlul Bait, seperti Sayyid Muhammad bin Alawy al
Hasany di Mekkah misalnya, menjadi ulama-ulama sunni yang disegani, dan mereka
dengan bersemangat mengcounter dan mengungkapkan kerancuan mazhab Syi'ah
itu.
0 comments :
Post a Comment