SMA NU AL MA'RUF KUDUS

Kokoh dan Elegan, Jl. AKBP R. Agil Kusumadya No. 2 Kudus, Jawa Tengah

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU (PKG)

Penyelenggara oleh LPTK Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Tanggal 14-17 dan 26-27 Desember 2012 di Hotel Muria Semarang Jawa Tengah.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

LAGI SANTAI SEJENAK DI "SOLO PARAGON Hotel and Residence"

Dalam Acara Workshop "Implementasi Pendidikan Karakter dan Antikorupsi" Di Solo Paragon (Hotel and Residence) Solo Jawa Tengah. Diselenggarakan oleh Dirjen Dikmen, Kemendikbud Republik Indonesia tanggal 16 - 19 Nopember 2012.

Wednesday 25 June 2014

RAMADHAN TELAH TIBA (BULETIN "AL FIKROH" EDISI - 4)

RAMADHAN TELAH TIBA
Oleh : Ulin Nuha, M.Ag.


Edisi Juni Minggu ke 3 - 4 Tahun 2014

Tak terasa bulan Ramadlan telah tiba. Sudah sekian lama kita menantikan bulan puasa yang penuh berkah, penuh rahmah dan penuh maghfiroh tersebut. Sebab, di bulan Ramadlan pahala seluruh amalan dilipatkganakan, dosa-dosa  diampuni dan kasih sayang Allah tercurahkan.
Ibarat tamu agung, bulan Ramadlan harus kita sambut dengan ikhlas, penuh harap, bahagia, bangga dan terhormat. Kita tidak boleh menyambut dengan sedih karena membayangkan lapar dan haus serta lemasnya tubuh kita. Karena perasaan seperti itu menunjukkah  kotornya hati dan kurangnya iman kita.
Setiap orang yang beriman pasti sangat bahagia, bangga dan terhormat bisa bertemu dengan bulan Ramadlan. Oleh sebab itulah, puasa Ramadlan hanya untuk orang-orang yang beriman.
Bila kita merasa sedih akan datangnya bulan Ramadlan, maka istighfar (mohon ampun), bertasbih, bertahmid dan senantiasa meningkatkan ibadah kepada Allah merupakan bukti usaha kita untuk menyambutnya agar hati semakin bersih sehingga kita dapat menyambut bulan Ramadalan dengan bahagia.
Disamping itu, dalam mempersiapkan bulan Ramadlan, kita juga harus memahami syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan puasa Ramadlan. Karena, tanpa memenuhi syarat dan rukun bahkan melanggar hal-hal yang membatalkan puasa Ramadlan, maka sia-sia saja puasa kita. Kita hanya melewati bulan Ramadlan tanpa makna dan percuma.
Syarat puasa :
Pertama, kita harus beragama Islam,  selain beragama Islam tidak diwajibkan berpuasa Ramadlan.
Kedua, kita harus sudah baligh, kalau belum baligh belum wajib berpuasa. Tapi anak kecil (belum baligh) lebih baik dianjurkan berpuasa semampunya sebagai latihan.
Ketiga, kita harus berakal, maksudnya sadar, tidak gila, tidak hilang ingatan. Orang gila dan orang yang tidak sadar tidak wajib berpuasa.
Keempat, kita harus mampu. kalau kita tidak mampu tidak wajib berpuasa. Misalnya kita sudah tua sekali, musafir (dalam perjalanan jauh), sakit.
Rukun Puasa :
Pertama, niat dalam hati, dan akan lebih sempurnanya bila dilafadzkan.
Kedua, Ta’yin (kita harus yakin bahwa saat ini sudah mulai diwajibkan berpuasa/sudah  masuk bulan puasa)
Ketiga, menahan diri dari makan dan minum,
Yang membatalkan puasa :
1. Makan dan minum dengan sengaja. 2. Memasukkan sesuatu ke dalam dubur (tempat buang air besar) atau qubul (tempat mbuang air kecil). 3. Bila kita diinfus. 4. Muntah dengan sengaja. Kalau muntah tidak sengaja tidak apa-apa. 5. Berhubungan suami istri. 6. Bila kita mengeluarkan sperma tanpa hubungan suami istri, seperti onani. 7. Haidh. 8. Nifas. 9. Junub dan 10. Murtad.
Kesunnahan Dalam Berpuasa :
Pertama, menyegerakan berbuka puasa. Kedua, mengakhirkan sahur. Ketiga, menghindari berkata kotor (tidak baik).
Semoga hati kita bahagia menyambut datangnya bulan suci Ramadlan, kita dapat memenuhi syarat dan rukunnya, menghindari hal-hal yang membatalkannya, dapat  melakukan sunnah-sunnahnya. dan akhirnya kita tergolong orang yang Muttaqin. Aamiiin.

Tuesday 10 June 2014

MEMPERHATIKAN BULAN-BULAN ISLAM (BULETIN "AL FIKROH" EDISI - 3)


MEMPERHATIKAN BULAN-BULAN ISLAM
By : Ulin Nuha, M.Ag.


Edisi Juni Minggu 1 -2 Tahun 2014

Sekian lama kita memeluk agama Islam, tetapi kita jarang sekali memperhatikan bulan-bulan dalam Islam. Kita hanya melihat bulan-bulan dalam kalender Masehi, misalnya Januari, Februari, Maret, dan seterusnya.

Padahal sebagai orang Islam kita seharusnya tahu bulan-bulan Islam dalam tahun Hijriyah. Karena bulan-bulan tersebut berkaitan dengan kegiatan keagamaan Islam yang harus dijalani oleh umat Islam.

Coba bayangkan jika kita tidak tahu bulan-bulan kalender Islam dalam tahun Hiriyah. Betapa kita tak bisa melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan ketentuannya, misalnya kapan puasa Ramadhan, Ibadah Haji, dan lain-lain.

Dalam Islam terdapat Tahun Islam yang disebut dengan Tahun Hijriyah.  Dalam satu tahun terdapat dua belas bulan, yaitu:

1.Muharram. Dinamakan bulan Muharram karena dihubungkan dengan orang Islam waktu itu dilarang perang. Orang Jawa biasanya menyebutnya dengan istilah Wulan Syuro.

2. Shafar. Shafar diambil dari kata “shifr” yang berarti “kosong” atau “nol”. Ia diberi nama seperti itu karena pada bulan tersebut banyak rumah yang kosong ditinggalkan penghuninya yang pergi berperang.

3. Rabi’ul Awwal. dan 4. Rabi’ul Akhir/tsani. Diambil dari kata ‘rabi’‘ yang berarti ‘bersemi’, karena penamaannya bertepatan dengan musim semi.  Pada bulan Rabi’ul Awwal juga Nabi Muhammad SAW. dilahirkan,. Orang Jawa menyebutnya Wulan Mulud (Maulud)

5. Jumadal Ula dan 6. Jumadal Akhir/Tsani. Jumadal Ula dan Akhir diambil dari kata “jamad” yang berarti “beku”, karena penamaan bulan tersebut bertepatan dengan saat musim dingin di mana air membeku.

7. Rajab. Secara etimologis berarti “mengagungkan” karena kaum jahiliyah sangat menghormati bulan tersebut dan di bulan ini peperangan juga dilarang. Mereka juga menyebut bulan ini sebagai “Rajab al A’syam” (Rajab yang Tenang).

8. Sya’ban.Sya’ban juga dinamakan berdasarkan kebiasaan masyarakat. Kata sya’ban diambil dari kata “sya’bun” yang berarti “kelompok” atau “perkumpulan”. Di bulan ini kaum jahiliyah akan berpencar, membentuk kelompok-kelompok yang siap berperang.

9. Ramadhan. Ramadhan diambil dari kata “romdho”, artinya  “sangat panas” karena bertepatan dengan musim panas. Pada bulan tersebut juga diwajibkan Puasa Ramadhan. Orang Jawa menyebutnya Wulan Poso

10. Syawal. Syawal itu berarti “menaikkan”, “meningkat”. Ini adalah saat unta-unta betina menaikkan ekornya, tidak menerima perkawinan dari unta jantan.

11. Dzulqo’dah. Dzulqa’dah berasal dari kata “al qa’idu” yang berarti “duduk”. Di bulan ini, mereka biasa tinggal di rumah dan tidak berperang karena ini merupakan awal dari 3 bulan yang suci.

12. Dzulhijjah. Dan Dzulhijjah memperoleh namanya karena di bulan ini dilaksanakan ibadah haji.


      Tentang bulan-bulan Islam dan keutamaannya ada di Kitab “Lathooiful Ma’arif”. Semoga dengan tahu dan memperhatikan bulan-bulan Islam, Ibadah kita kepada Allah semakin meningkat.